Monday, September 15, 2014

Challenges in company #2

Saya terbangun pagi ini dan otak saya terus berpikir dari kemarin.

Saya berada pada divisi produksi, dimana divisi ini membawahi gudang produksi yang masih berada pada gudang utama. Gudang utama terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu gudang research and development, gudang produksi, gudang stock, gudang production and safety tools, gudang fg, gudang import, gudang sales.

Selain itu juga, divisi produksi memiliki bagian procurementnya sendiri.

Apabila ada konsumen yang mau membeli barang, mereka mengajukan permintaan harga ke divisi sales, service and maintenance. Itu adalah 1 divisi yang sedang ancang-ancang terpisah dari divisi produksi (spin off perusahaan). Permintaan harga itu kemudian diserahkan kepada saya (mentah-mentah). Permintaan konsumen itu ada yang berupa pembelian spare parts untuk maintenance (overhaul/rekondisi) dan unit product. Yang perlu diketahui adalah, sistem pada perusahaan belum ada sehingga segala hal masih dilakukan menggunakan excel sampai pada tgl 1 okt (rencananya). Kesulitan saya adalah seperti mencari bulu dalam tumpukan kain woll. Nama barang yang diminta konsumen rata-rata tidak sama dengan nama barang menurut data gudang, dan nama-nama tersebut berbeda dengan nama dari supplier. untuk mencari harga 1 barang, saya harus mencari dari berbagai macam rekapan (PO import, PO lokal, tanya sana sini), yang lebih membuat sulit adalah, saya tidak memiliki dasar yang kuat dari sisi teknis, jadi saya tidak terlalu mengenal barang-barang tersebut. Tidak ada training sehingga saya harus mempelajarinya sendiri melalui tanya jawab. Hal memberi harga itu menghabiskan waktu saya, ditengah-tengah transisi perusahaan yang juga memberikan banyak tugas bagi saya disamping pekerjaan rutin yang harus saya jalankan.

Hal-hal tersebut membuat saya pusing. Yang tidak habis saya pikir adalah, saya terus memberikan harga, tapi saya tidak pernah menerima request (Purchase Order/Sales Order). Kemudian nanti saya oleh orang produksi disuruh membuat work order (bukan manajer yang menyuruh saya, tapi supervisor. Lucunya supervisor bisa lebih tau pekerjaan dibanding manajer, bagaimana alur kerjanya). Atau kadang tiba-tiba saya sudah menerima Delivery Order.

Yang lebih lucunya lagi, ketika saya lagi pusing-pusing cari harga, barang sudah dikirim ke konsumen. Quotation masih menggantung di file saya, tiba-tiba orang-orang sudah sibuk mau pengiriman. What the??

Yang aneh lagi, konsumen bisa lebih tau nama barang-barang di gudang dibandingkan penjualnya/yang belanja barang.

Gitu deh.. pusing...





No comments:

Post a Comment

Transition chapter about me

Wah sudah lama tidak menulis di blog, sebenernya sempat lupa blog ini. Saat mau create new blog, ternyata blog lama ini muncul. I r...